Perbedaan Perimenopause dan Premenopause

Perbedaan Perimenopause dan Premenopause
Ilustrasi wanita memasuki perimenopause. Credit: Freepik

Bagikan :


Menopause menandai berakhirnya masa produktif bagi wanita. Sebelum mengalami menopause, wanita akan mengalami beberapa tahapan menuju menopause. Anda mungkin sering mendengar istilah tahapan menopause seperti perimenopause dan premenopause, namun apa sebenarnya perbedaan keduanya? Simak penjelasannya dalam artikel berikut.

 

Perbedaan Perimenopause dan Premenopause

Menopause merupakan masa berakhirnya masa produktif bagi wanita. Wanita yang sudah memasuki masa menopause akan berhenti mengalami menstruasi secara permanen dan tidak bisa lagi hamil.

Sebelum mengalami menopause, wanita akan mengalami beberapa tahapan yang dapat dimulai sejak 10 tahun sebelumnya. Tahapan ini dikenal dengan istilah perimenopause dan premenopause. Meskipun kedua istilah tersebut mirip, namun keduanya mengacu pada tahapan yang berbeda.

Premenopause berarti masa sejak awal Anda mengalami menstruasi hingga fase perimenopause. Pada masa ini Anda masih mengalami menstruasi, baik teratur atau tidak teratur. Anda juga mengalami perubahan hormonal yang mungkin tidak menunjukkan gejala yang khas. Premenopause umumnya berlangsung sejak usia 10 tahun hingga 40 tahun.

Sementara itu, perimenopause adalah masa-masa di mana wanita mulai mengalami perubahan dalam siklus menstruasi dan munculnya gejala menopause. Tahapan perimenopause dapat dimulai pada usia 30-40 tahun, sekitar 10-15 tahun sebelum Anda benar-benar mengalami menopause. 

Baca Juga: Pentingnya Mengenali Tanda-Tanda Perimenopause

 

Gejala Perimenopause dan Premenopause

Premenopause umumnya tidak menunjukkan gejala khusus. Di tahapan ini Anda tidak mengalami gejala menopause karena hormon estrogen belum mengalami perubahan.

Beberapa hal yang Anda alami di tahapan premenopause antara lain:

  • Menstruasi, baik teratur maupun tidak
  • Gejala premenstrual syndrome (PMS) seperti:
    • Payudara bengkak atau nyeri
    • Perut kembung
    • Perubahan suasana hati
    • Jerawat
    • Sakit kepala
    • Kelelahan
    • Kram perut

Sementara itu, pada tahapan perimenopause, gejala yang dapat Anda alami antara lain:

  • Menstruasi tidak teratur. Perubahan hormon di masa perimenopause menyebabkan Anda mungkin mengalami menstruasi lebih panjang atau lebih pendek, alirannya menjadi lebih ringan atau deras, dan menstruasi menjadi tidak teratur atau Anda mungkin tidak menstruasi selama beberapa bulan.
  • Hot flashes. Hot flashes adalah sensasi rasa panas pada tubuh yang dapat dirasakan di wajah, leher, dan dada. Sensasi panas ini dapat mengganggu rutinitas tidur malam, sehingga Anda terbangun dengan tidak segar dan mudah mengantuk. 
  • Perubahan suasana hati. Hot flashes dan gangguan tidur dapat menyebabkan Anda kurang tidur, perubahan suasana hati, mudah tersinggung, dan peningkatan risiko depresi. Perubahan suasana hati juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak terkait dengan perubahan hormonal perimenopause.
  • Vagina kering dan masalah kandung kemih. Penurunan kadar estrogen menyebabkan jaringan vagina kehilangan pelumas alami sehingga hubungan seksual terasa menyakitkan. Rendahnya hormon estrogen juga menyebabkan Anda lebih rentan mengalami infeksi saluran kemih.
  • Kenaikan kadar kolesterol jahat. Penurunan kadar estrogen menyebabkan kadar kolesterol baik menurun dan kadar kolesterol jahat di dalam darah meningkat. Pada beberapa wanita, kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Baca Juga: Benarkah Menopause Menyebabkan Rambut Rontok?

 

Penanganan Perimenopause 

Perimenopause sendiri bukanlah kondisi yang perlu ditangani, namun gejala yang mengganggu seperti hot flashes atau vagina kering serta perubahan suasana hati mungkin memerlukan pengobatan. Beberapa pengobatan yang bisa diberikan antara lain:

  • Terapi hormon: Untuk mengatasi hot flashes, keringat berlebih saat malam hari, dan vagina kering, dokter dapat memberikan terapi hormon estrogen dalam bentuk pil, plester kulit, semprotan, gel atau krim.
  • Obat-obatan antidepresan: Beberapa obat antidepresan dapat membantu mengurangi hot flashes pada menopause. Antidepresan untuk mengatasi hot flashes mungkin bermanfaat bagi wanita yang tidak dapat mengonsumsi estrogen karena alasan kesehatan atau bagi wanita yang membutuhkan antidepresan untuk mengatasi gangguan suasana hati.

 

Premenopause dan perimenopause merupakan tahapan menjelang menopause. Gejala yang dialami setiap wanita pada tahapan tersebut berbeda-beda. Jika Anda mengalami gejala yang mengganggu pada tahapan tersebut, sebaiknya periksakan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 19 Desember 2024 | 16:13

Mayo Clinic. Perimenopause. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/perimenopause/symptoms-causes/syc-20354666

Nall, R. (2023). Comparing premenopause and perimenopause. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/318660#

Cherney, K. (2023). Premenopause, Perimenopause, and Menopause. Available from: https://www.healthline.com/health/menopause/difference-perimenopause

John Hopkins Medicine. Perimenopause. Available from: https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/perimenopause#

Cleveland Clinic. Perimenopause. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21608-perimenopause